PERAN ORANG TUA MEMBENTUK AKHLAK ANAK
1. KEDUDUKAN ORANG TUA
Keluarga,
terutama orang tua atau bapak ibu, memiliki kedudukan yang istimewa dimata
anak-anaknya. Karena orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar untuk
mempersiapkan dan mewujudkan kecerahan hidup masa depan anak, maka mereka
dituntut untuk berperan aktif dalam membimbing anak-anaknya dalam kehidupannya
didunia yang penuh cobaan dan godaan dalam hal ini bapak ibu menempati posisi
sebagai tempat rujukan bagi anak, baik dalam soal moral maupun untuk memperoleh
informasi. Peran ini harus disadari oleh seseorang semenjak ia menjadi ibu atau
bapak dari anak-anak yang menjadi amanahnya.
Sebagai
rujukan moral, orang tua harus memberikan teladan yang baik. Oleh karena itu
seorang bapak atau ibu dituntut untuk bertingkah laku yang baik dan benar dalam
kehidupan dan kebiasaan sehari-hari. Dengan demikian orang tua akan dapat
selalu menempatkan dirinya dalam posisi sebagai panutan, pemberi teladan dan
rujukan moral yang dapat dipertanggung jawabkan bagi anak-anaknya. Tanggung
jawab yang paling menonjol dan diperhatikan oleh Islam adalah tanggung jawab
orang tua terhadap anak-anaknya yang berhak menerima pengarahan, pengajaran dan
pendidikan dari mereka. Pada hakikatnya tanggung jawab itu adalah tanggungan
yang besar sifatnya dan sangat penting. Sebab tanggung jawab itu dimulai sejak
masa kelahiran sampai berangsur-angsur anak mencapai masa analisa, pubertas,
dan sampai anak menjadi dewasa yang memikul segal kewajiban. Sebagai orang tua
yan hidup pada zaman sekarang mereka harus mendidik dan mempersiapkan anak-anak
meeka dengan matang. Sebab anak akan hidup pada zaman yang berbeda dengan zaman
yang dialami oleh orang tua dahulu, sehingga mereka bisa menghadapi keadaan
zaman yang semakin maju. Dalam hal ini Rosulullah SAW. Bersabda:
Artinya : ”didiklah anak-anakmu karena mereka itu dijadikan buat menghadapi zaman yang sama sekali lain dari zamanmu ini”.
Artinya : ”didiklah anak-anakmu karena mereka itu dijadikan buat menghadapi zaman yang sama sekali lain dari zamanmu ini”.
2. PENGEMBANGAN ASPEK KEIMANAN DAN AKHLAKUL KHARIMAH
Setiap
anak dilahirkan dalam keadan fitrah. Orang tua dan lingkungan anaklah yang
mempengaruhi dan membentuk kepribadian, prilaku dan kecenderungannya sesuai
dengan bakat yang ada dalam dirinya. Tetapi pengaruh yang kuat dan cukup
langgeng adalah kejdian dan pengalaman masa kecil sang anak yang tumbuh dari
suasana dari keluarga yang ia tempati. Sabda Nabi saw : ” Tiada manusia lahir
(dilahirkan) kecuali dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang menjadikan
ia beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi”.
Berdasarkan hadits di atas, maka tidak ragu
lagi bahwa lingkungan terutama orang tua memiliki peranan yang besar dalam
mendidik dan mempengaruhi anak-anak. Seorang anak akan meniru kebijakan dan
kebiasaan dalam keluarganya. Hal ini tidak sekedar pada ucapan-ucapan saja,
tetapi melebarsampai pada hal-hal yang ada diluarnya, misalnya makna-makna,
petunjuk-petunjuk, dan pengalaman-pengalaman.
Dari segi perilaku, seorang anak akan menyerap
pola perilaku yang umum berlaku dimana ia berada yang kemudian mengkristal pada
tingkah lakunya. Anak-anak biasanya menggunakan timbangan akhlak sebagai
pijakan dalam melihat segala bentuk kehidupan.
Dari
aspek sosial, seorang anak terbentuk ras cintanya kepada negara dan
lingkungannya dimulai dari rasa perlindungannya pada keluarga, kemudianmelebar
keseluruh kehidupan, baik yang bersifat pesimis atau optimis.
Perlakuan
lemah lembut yang penuh dengan kasih sayang, terutama dari kedua orang tuanya,
merupakan unsur positif lainnya dalam kepribadiannya. Hubungan ibu dan bapak
sesama mereka mencerminkan kehidupan sakinah dan kasih sayang seperti telah
diajarkan dalam Islam. Jika orang tuanya taat beribadah, patuh melaksanakan
ajaran agama maka si anak akan menyerap nilai-nilai agama yang dilihat,
didengar dan dialaminya dalam hidup orang tuanya. Latihan dan pembiasaan diri
untuk hidup sesuai dengan petunjuk agama, termasuk sopan santun, tutur kata,
pola tingkah laku dan lainnya harus dicontohkan kepad anak. Latihan dan
pendidikan moral yang bersumber pada agama Islam akan dapat menjadi pengawas
bagi kepribadiannya.
Semua sikap orang tua selama seseorang dalam masa kanak-kanak secara tidak langsung dan tidak sengaja merupakan pendidikan moral dan menjadi unsur dalam pembianaan kepribadian.
Semua sikap orang tua selama seseorang dalam masa kanak-kanak secara tidak langsung dan tidak sengaja merupakan pendidikan moral dan menjadi unsur dalam pembianaan kepribadian.
Oleh
karena itu seorang anak yang dilahirkan dalam keluarga yang taat beragama,
rukun, damai serta berakhlak mulia, maka pada masa dewasanya nati akan daapt
menikmati kebahagiaan hidup sebagai manusia yang taat beragamaTuntun yang telah
diberikan berdasarkan nilai-nilai keislaman ditujukan untuk membina kepribadian
anak menjadi pribadi muslim. Dengan adanya latihan dan pembiasaan sejak masih
bayi, diharapkan agar anak-anak dapat menyesuaikan sikap hidup dengan kondisi
yang bakal mereka hadapi kelak. Dengan demikian pembentukan kepribadian muslim
pada dasarnya merupakan suatu pembentukan kebiasaan yang baik dan serasi dengan
nilai-nilai akhlakul karimah. Sasaran yang dituju dalam pembentukan kepribadian
muslim ini adalah kepribadian yang memiliki akhlak yang mulia dan tingkat
kemuliaan akhlak erat kaitannya dengan tingkat keimanan. Sebab Nabi
mengemukakan, ”Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang mukmin
yang paling baik akhlaknya”.
Maka untuk membentuk kepribadian muslim anak,
hendaknya orang tua mendidik anak dengan pendidikan keimanan dan akhlakul
karimah.
a)
Pengembangan aspek keimanan anak
Keimanan merupakan sumber segala keutamaan dan kesempurnaan, ada
pertalian yang erat antara iman dan moral. Pendidikan keimanan merupakan
pendidikan perasaan dan jiwa, sedang keduanya telah ada dan melekat pada diri
anak sejak kelahirannya (fitrah), maka setiap orang tua harus mampu menanamkan
rasa keimanan pada anak dengan sebaik-baiknya, karena perasaan ke-Tuhanan akan
hadir secara sempurna dalam pribadi anak yang berperan sebagai dasar berbagai aspek
kehidupannya kelak.
Dalam pengembangan aspek keimanan anak, ayah dan ibu hendaklah
memperhatikan wasiat Rosulullah saw. Sebagai berikut :
-Membuka kehidupan anak
dengan kalimat
-Mengenalkan hukum halal dan haram kepada anak
-Menyuruh anak untuk beribadah pada usia 7 tahun
- Mendidik anak untuk mencintai Rosulullah, Ahli baitnya dan membaca Al-Qur’an.
-Mengenalkan hukum halal dan haram kepada anak
-Menyuruh anak untuk beribadah pada usia 7 tahun
- Mendidik anak untuk mencintai Rosulullah, Ahli baitnya dan membaca Al-Qur’an.
b)
Pengembangan aspek akhlak anak
Pendidikan akhlak biasa dikenal dengan pendidikan tingkah laku,
pendidikan moral, atau pendidikan etika. orang tua yang bijaksana akan
senantiasa mengarahkan perkembangan anak menuju kesempurnaan termasuk
didalamnya akhlak anak yang sesuai dengan ajaran Islam. Akhlak merupakan
kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran,
perasaan, bawaan, dan kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak
akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Dari kelakuan itu
lahirlah perasaan moral, yang terdapat didalam diri manusia sebagai fitrah,
sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang
bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk.
3. KEPRIBADIAN MUSLIM
Menurut
Zakiyah Darajat, kepribadian adalah suatu yang abstrak yang sukar dilihat atau
diketahui secara nyata. Untuk mengetahui Kepribadian seseorang, diantaranya
dengan melihat gejala-gejalanya, yaitu yang tercermin dalam cara bergaul,
berpakaian, berbicara, dan menghadapi persoalan atau masalah. Kepribadian muslim dapat diartikan sebagai
identitas yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas dari keseluruhan tingkah
kalu secara lahiriah maupun sikap batinnya.
Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba Kepribadian muslim adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya yakni baik tingkah laku luarnya, Kegiatan-kegiatan jiwanya, maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Tuhan, penyerahan diri kepada-Nya.
Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba Kepribadian muslim adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya yakni baik tingkah laku luarnya, Kegiatan-kegiatan jiwanya, maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Tuhan, penyerahan diri kepada-Nya.
Menurut
H. Abu Tauhid, ciri-ciri manusia yang berkepribadian muslim adalah sebagai
berikut :
-Beriman dan bertaqwa
-Giat dan gemar beribadah
-Berakhlak mulia
-Sehat jasmani, rohani dan aqli
-Giat menuntut ilmu
-Bercita-cita bahagia dunia dan akhirat.
Kepribadian bukan terjadi dengan serta merta, akan tetapi terbentuk melalui proses kehidupan yang panjang. Hal ini selaras dengan ungkapan zakiyah drajat, bahwa kepribadian terbentuk melalui semua pengalaman dan nilai-nilai yang diserapnya dalam.
-Giat dan gemar beribadah
-Berakhlak mulia
-Sehat jasmani, rohani dan aqli
-Giat menuntut ilmu
-Bercita-cita bahagia dunia dan akhirat.
Kepribadian bukan terjadi dengan serta merta, akan tetapi terbentuk melalui proses kehidupan yang panjang. Hal ini selaras dengan ungkapan zakiyah drajat, bahwa kepribadian terbentuk melalui semua pengalaman dan nilai-nilai yang diserapnya dalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar