Selasa, 07 Januari 2014

PERAN ORANG TUA MEMBENTUK AKHLAK ANAK



PERAN ORANG TUA MEMBENTUK AKHLAK ANAK
1. KEDUDUKAN ORANG TUA
Keluarga, terutama orang tua atau bapak ibu, memiliki kedudukan yang istimewa dimata anak-anaknya. Karena orang tua mempunyai tanggung jawab yang besar untuk mempersiapkan dan mewujudkan kecerahan hidup masa depan anak, maka mereka dituntut untuk berperan aktif dalam membimbing anak-anaknya dalam kehidupannya didunia yang penuh cobaan dan godaan dalam hal ini bapak ibu menempati posisi sebagai tempat rujukan bagi anak, baik dalam soal moral maupun untuk memperoleh informasi. Peran ini harus disadari oleh seseorang semenjak ia menjadi ibu atau bapak dari anak-anak yang menjadi amanahnya.
Sebagai rujukan moral, orang tua harus memberikan teladan yang baik. Oleh karena itu seorang bapak atau ibu dituntut untuk bertingkah laku yang baik dan benar dalam kehidupan dan kebiasaan sehari-hari. Dengan demikian orang tua akan dapat selalu menempatkan dirinya dalam posisi sebagai panutan, pemberi teladan dan rujukan moral yang dapat dipertanggung jawabkan bagi anak-anaknya. Tanggung jawab yang paling menonjol dan diperhatikan oleh Islam adalah tanggung jawab orang tua terhadap anak-anaknya yang berhak menerima pengarahan, pengajaran dan pendidikan dari mereka. Pada hakikatnya tanggung jawab itu adalah tanggungan yang besar sifatnya dan sangat penting. Sebab tanggung jawab itu dimulai sejak masa kelahiran sampai berangsur-angsur anak mencapai masa analisa, pubertas, dan sampai anak menjadi dewasa yang memikul segal kewajiban. Sebagai orang tua yan hidup pada zaman sekarang mereka harus mendidik dan mempersiapkan anak-anak meeka dengan matang. Sebab anak akan hidup pada zaman yang berbeda dengan zaman yang dialami oleh orang tua dahulu, sehingga mereka bisa menghadapi keadaan zaman yang semakin maju. Dalam hal ini Rosulullah SAW. Bersabda:
Artinya : ”didiklah anak-anakmu karena mereka itu dijadikan buat menghadapi zaman yang sama sekali lain dari zamanmu ini”.
2. PENGEMBANGAN ASPEK KEIMANAN DAN AKHLAKUL KHARIMAH
Setiap anak dilahirkan dalam keadan fitrah. Orang tua dan lingkungan anaklah yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian, prilaku dan kecenderungannya sesuai dengan bakat yang ada dalam dirinya. Tetapi pengaruh yang kuat dan cukup langgeng adalah kejdian dan pengalaman masa kecil sang anak yang tumbuh dari suasana dari keluarga yang ia tempati. Sabda Nabi saw : ” Tiada manusia lahir (dilahirkan) kecuali dalam keadaan fitrah, maka orang tuanyalah yang menjadikan ia beragama Yahudi, Nasrani, atau Majusi”.
 Berdasarkan hadits di atas, maka tidak ragu lagi bahwa lingkungan terutama orang tua memiliki peranan yang besar dalam mendidik dan mempengaruhi anak-anak. Seorang anak akan meniru kebijakan dan kebiasaan dalam keluarganya. Hal ini tidak sekedar pada ucapan-ucapan saja, tetapi melebarsampai pada hal-hal yang ada diluarnya, misalnya makna-makna, petunjuk-petunjuk, dan pengalaman-pengalaman.
 Dari segi perilaku, seorang anak akan menyerap pola perilaku yang umum berlaku dimana ia berada yang kemudian mengkristal pada tingkah lakunya. Anak-anak biasanya menggunakan timbangan akhlak sebagai pijakan dalam melihat segala bentuk kehidupan.
Dari aspek sosial, seorang anak terbentuk ras cintanya kepada negara dan lingkungannya dimulai dari rasa perlindungannya pada keluarga, kemudianmelebar keseluruh kehidupan, baik yang bersifat pesimis atau optimis.
Perlakuan lemah lembut yang penuh dengan kasih sayang, terutama dari kedua orang tuanya, merupakan unsur positif lainnya dalam kepribadiannya. Hubungan ibu dan bapak sesama mereka mencerminkan kehidupan sakinah dan kasih sayang seperti telah diajarkan dalam Islam. Jika orang tuanya taat beribadah, patuh melaksanakan ajaran agama maka si anak akan menyerap nilai-nilai agama yang dilihat, didengar dan dialaminya dalam hidup orang tuanya. Latihan dan pembiasaan diri untuk hidup sesuai dengan petunjuk agama, termasuk sopan santun, tutur kata, pola tingkah laku dan lainnya harus dicontohkan kepad anak. Latihan dan pendidikan moral yang bersumber pada agama Islam akan dapat menjadi pengawas bagi kepribadiannya.
Semua sikap orang tua selama seseorang dalam masa kanak-kanak secara tidak langsung dan tidak sengaja merupakan pendidikan moral dan menjadi unsur dalam pembianaan kepribadian.
Oleh karena itu seorang anak yang dilahirkan dalam keluarga yang taat beragama, rukun, damai serta berakhlak mulia, maka pada masa dewasanya nati akan daapt menikmati kebahagiaan hidup sebagai manusia yang taat beragamaTuntun yang telah diberikan berdasarkan nilai-nilai keislaman ditujukan untuk membina kepribadian anak menjadi pribadi muslim. Dengan adanya latihan dan pembiasaan sejak masih bayi, diharapkan agar anak-anak dapat menyesuaikan sikap hidup dengan kondisi yang bakal mereka hadapi kelak. Dengan demikian pembentukan kepribadian muslim pada dasarnya merupakan suatu pembentukan kebiasaan yang baik dan serasi dengan nilai-nilai akhlakul karimah. Sasaran yang dituju dalam pembentukan kepribadian muslim ini adalah kepribadian yang memiliki akhlak yang mulia dan tingkat kemuliaan akhlak erat kaitannya dengan tingkat keimanan. Sebab Nabi mengemukakan, ”Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang mukmin yang paling baik akhlaknya”.
 Maka untuk membentuk kepribadian muslim anak, hendaknya orang tua mendidik anak dengan pendidikan keimanan dan akhlakul karimah.
a)      Pengembangan aspek keimanan anak
Keimanan merupakan sumber segala keutamaan dan kesempurnaan, ada pertalian yang erat antara iman dan moral. Pendidikan keimanan merupakan pendidikan perasaan dan jiwa, sedang keduanya telah ada dan melekat pada diri anak sejak kelahirannya (fitrah), maka setiap orang tua harus mampu menanamkan rasa keimanan pada anak dengan sebaik-baiknya, karena perasaan ke-Tuhanan akan hadir secara sempurna dalam pribadi anak yang berperan sebagai dasar berbagai aspek kehidupannya kelak.
Dalam pengembangan aspek keimanan anak, ayah dan ibu hendaklah memperhatikan wasiat Rosulullah saw. Sebagai berikut :
-Membuka kehidupan anak dengan kalimat
-Mengenalkan hukum halal dan haram kepada anak
-Menyuruh anak untuk beribadah pada usia 7 tahun
- Mendidik anak untuk mencintai Rosulullah, Ahli baitnya dan membaca Al-Qur’an.
b)      Pengembangan aspek akhlak anak
Pendidikan akhlak biasa dikenal dengan pendidikan tingkah laku, pendidikan moral, atau pendidikan etika. orang tua yang bijaksana akan senantiasa mengarahkan perkembangan anak menuju kesempurnaan termasuk didalamnya akhlak anak yang sesuai dengan ajaran Islam. Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan, dan kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Dari kelakuan itu lahirlah perasaan moral, yang terdapat didalam diri manusia sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna, mana yang cantik dan mana yang buruk.

3. KEPRIBADIAN MUSLIM
Menurut Zakiyah Darajat, kepribadian adalah suatu yang abstrak yang sukar dilihat atau diketahui secara nyata. Untuk mengetahui Kepribadian seseorang, diantaranya dengan melihat gejala-gejalanya, yaitu yang tercermin dalam cara bergaul, berpakaian, berbicara, dan menghadapi persoalan atau masalah.  Kepribadian muslim dapat diartikan sebagai identitas yang dimiliki seseorang sebagai ciri khas dari keseluruhan tingkah kalu secara lahiriah maupun sikap batinnya.
Sedangkan menurut Ahmad D. Marimba Kepribadian muslim adalah kepribadian yang seluruh aspek-aspeknya yakni baik tingkah laku luarnya, Kegiatan-kegiatan jiwanya, maupun filsafat hidup dan kepercayaannya menunjukkan pengabdian kepada Tuhan, penyerahan diri kepada-Nya.




Menurut H. Abu Tauhid, ciri-ciri manusia yang berkepribadian muslim adalah sebagai berikut :
-Beriman dan bertaqwa
-Giat dan gemar beribadah
-Berakhlak mulia
-Sehat jasmani, rohani dan aqli
-Giat menuntut ilmu
-Bercita-cita bahagia dunia dan akhirat.
Kepribadian bukan terjadi dengan serta merta, akan tetapi terbentuk melalui proses kehidupan yang panjang. Hal ini selaras dengan ungkapan zakiyah drajat, bahwa kepribadian terbentuk melalui semua pengalaman dan nilai-nilai yang diserapnya dalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar